"Pola pembinaan harus lebih serius lagi, meski saat ini sudah berjalan dengan baik," ujar Taufik usai membuka Milo Scholl Competitions 2012 di Kota Malang, Rabu (29/2/2012).
Menurut pemegang medali emas Olimpiade Athena 2004 ini, pembinaan usia dini sangat membutuhkan jenjang waktu cukup panjang. Maksimal butuh waktu hingga 20 tahun hingga seorang atlit tersebut dikatakan matang berlaga di kejuaraan nasional maupun internasional.
"Memang butuh waktu, program itu yang belum mendapat dukungan penuh," tutur dia.
Taufik menambahkan, porsi bibit-bibit muda bertanding harus diperbanyak. Agar bisa terlihat kemampuan yang sudah dimiliki. Para orang tua juga menjadi modal utama untuk mendukung anak-anaknya terjun ke dunia bulutangkis.
"Dukungan orang tua sangat penting," imbuh Taufik.
Ia berharap, melalui kompetisi atlit muda ini bisa melahirkan pebulutangkis muda yang nantinya dapat membawa nama bangsa.
"Karena posisi atlit senior mempunyai batas waktu, sedangkan negara lain sudah memiliki stok pengganti atlit senior mereka," tutur Taufik.
Bertempat di GOR Master Suryanaga, Kota Malang, dibuka Walikota Malang, Peni Suparto yang diikuti 2800 pelajar dari Malang, Bandung, Jambi dan Manado, akan bertanding memperebutkan tropi bergengsi. Bertemakan Langkah Awal Juara Sejati, Milo School Competition menjaring bibit-bibit muda dalam dunia bulutangkis.
"Olahraga populer di Indonesia adalah bulutangkis. Melalui kompetisi ini, kami berharap dunia olahraga bulutangkis terus bermunculan bibit baru yang mendunia," ungkap Arshad Chaudhry, Presiden Direktur PT Nestle Indonesia terpisah.
Kompetisi bulutangkis antar pelajar tingkat Nasional, lanjut Arshad, berkesempatan uji tanding, berlatih dan mendapatkan bimbingan eksklusif dari atlet legendaris, diantaranya Alan Budikusuma, Susi Susanti, Icuk Sugiarto, Sarwedah, Taufi Hidayat plus pelatihan fisik dari Cristian Hadinata.
"Ada pelatihan khusus dari atlit senior bulutangkis nasional," sambung Arshad.
source : detiksurabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar