Minggu, 26 Februari 2012

Taufik Hidayat Luncurkan Busana Olahraga

JAKARTA - Mau bergaya ala pebulutangkis Taufik Hidayat? Pakai saja busana olahraga merk Taufik Hidayat Line (THL).

Taufik meluncurkan busana olahraga dengan memakai namanya sebagai merk. THL tidak bergerak sendirian dalam melancarkan bisnis ini. Taufik sebagai ikon bulutangkis dunia, menggandeng sponsor pribadinya Yonex Sunrise.

Sejak terjun menjadi atlet profesional, pemegang medali emas Olimpiade Athena 2004 tersebut memang terlihat rajin mencari pendapatan dari luar pekerjaan aslinya sebagai pebulutangkis.

Nah, salah satu langkah yang dilakukan Opik (sapaan akrab Taufik) adalah membuat clothing line sendiri. Bertempat di Jakarta, Rabu (10/6/2010), Opik memperkenalkan bisnis terbarunya tersebut.

"Enggak selamanya saya menjadi atlet. Cari-cari sampingan lah," kata Taufik dalam konferensi pers sore tadi.

Selain berupaya menangguk keuntungan bisnis, Opik berharap terobosan yang dilakukannya bisa ikut memacu atlet-atlet lain untuk melakukan hal serupa.

"Saya berharap langkah yang saya ambil bisa menjadi inspirasi untuk atlet lain yang ingin mengeluarkan produknya sendiri," harap juara Indonesian Open enam kali tersebut.

Bagi para peminat sportwear THL, bisa langsung mendapatkannya di Indonesia Open Super Series yang berlangsung 16-21 Juni 2009. Untuk sementara baru koleksi baju yang disediakan THL. Busana lainnya semacam topi maupun aksesoris tambahan lain baru akan diluncurkan kemudian. (tan)



source : okezone.com

Yonex Sunrise Taufik Hidayat Line Winning is an Attitude

Sebagai sosok yang berhasil mempertahankan supremasi Olahraga tertinggi di ajang Olimpiade 2004, Taufik Hidayat menjadi penerus Legenda di dunia Bulutangkis Indonesia. Semangat dan karakter nya yang unik, membuat Taufik berhasil memberi warna baru bagi semangat prestasi bangsa, Spirit yang dibuktikannya saat menari di lapangan, bukan hanya menghasilkan peringkat terbaik tapi juga aksi yang menghibur. Dan hal tersebut tidak dapat tercipta tanpa passion yang dalam atas apa yang dikerjakannya.
Cinta terhadap bulutangkis yang memberikan kekuatan pada seorang Taufik Hidayat untuk bertahan dan bersikap di lapangan. Saat bergulirnya angka menjadi detik-detik perjuangan bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk bangsanya. Perjuangan untuk meraih kemenangan merupakan seni dalam kehidupan, Menang adalah sebuah sikap, sebuah pernyataan.
Passion Taufik Hidayat membuat bulutangkis Indonesia lebih hidup. Seperti telah diketahui, selama ini Yonex selalu mendampingi Taufik di setiap langkahnya. Keduanya merupakan figur yang memberikan passion terhadap bulutangkis. Keinginan untuk berbagi kecintaan dan semangat atas bulutangkis kepada masyarakat, maka digagaslah kerjasama antar keduanya, Taufik Hidayat dan Yonex–Sunrise, untuk menciptakan sebuah koleksi sports apparel “Taufik Hidayat Line”. “Sejak kecil, kecintaan terhadap bulutangkis, terhadap hidup dan terhadap Indonesialah yang membawa saya mencapai prestasi serta menjadikan saya seperti sekarang ini. Hal itu yang membuat saya ingin berbagi,atas apa yang saya alami hingga dapat menyentuh tiap semangat yang ada dalam jiwa masyarakat”, tutur Taufik.
Direktur Utama Sunrise & Company, D.K Seth menambahkan, “Dengan pencapaian prestasi yang membanggakanserta kharisma tingi seorang Taufik Hidayat yang tidak perlu diragukan lagi di dunia bulutangkis, terutama bagi masyarakat Indonesia, Maka sewajarnya apabila Yonex-Sunrise dengan keyakinan penuh mendukung keinginan ini” D.K Seth melanjutkan, “Saat Taufik pertama kali menyampaikan idenya tersebut, kami pun merasa tertarik. Nuansa fresh and young yang dipresentasikan oleh timnya memberikan warna segar untuk industri apparel bulutangkis”
Di dunia, sudah banyak atlet dari berbagai cabang olahraga yang meluncurkan clothing line sendiri. Namun Taufik Hidayat Line akan menorehkan sejarah baru di dunia bulutangkis bahwa seorang atletnya menciptakan sebuah koleksi sports apparel.
Prestasi dan pencapaian Taufik Hidayat terpancar melalui sikapnya. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa untuk seorang Taufik, Menang adalah Sikap, Winning is an Attitude, dan semangat inilah yang ia ingin turut bagi kepada publik. “Winning is an attitude” dianggap tepat untuk merepresentasikan makna dari 10 macam design apparel yang tersedia pada Koleksi pertama Taufik Hidayat Line ini. Taufik menuturkan,” Passion saya untuk memberikan serta meraih yang terbaik di segala hal inilah, yang ingin saya persembahkan kepada publik melalui Taufik Hidayat Line”
Koleksi pertama dari Taufik Hidayat Line yang bertajuk “Winning is an Attitude” akan tersedia pada booth Yonex selama berlangsungnya Indonesia Open (16–21 Juni 2009), untuk kemudian didistribusikan secara meluas pada setiap counter Yonex di Indonesia. Selanjutnya, koleksi pertama ini direncanakan juga untuk dijual secara khusus pada saat Yonex OCBC US Open (7 – 12 Juli 2009) di Anaheim, USA.
Pada kesempatan Indonesia Open, Taufik akan menggunakan tas raket yang khusus di produksi oleh Yonex-Sunrise sebagai penghargaan terhadap keberhasilan Taufik Hidayat sebagai 6 kali juara Indonesia Open. Pada ajang tersebut, Para pembeli THLmendapatkan kesempatan untuk mengikuti acara autograph session Taufik Hidayat pada hari Minggu, 21 Juni 2009. Koleksi berikutnya akan diperkenalkan pada ajang World Championship di Hyderabad India pada bulan Agustus, dimana koleksi tersebut akan diperkaya dengan desain sepatu serta tas olahraga. (Melati Karina, melatikarina@th-force.com)

Taufik Hidayat Line: Winning is an Attitude Koleksi Kedua siap diluncurkan pada Hong Kong Open

Bulutangkis.com - �Saya ingin menciptakan sesuatu yang tidak hanya dapat dipakai di lapangan, juga dapat dipakai masyarakat umum dalam kesehariannya; untuk pergi menonton bioskop, hanging out, maupun sekedar duduk dan meminum kopi di kafe.� Ujar Taufik Hidayat mengenai Taufik Hidayat Line (THL).

Taufik Hidayat dan Yonex-Sunrise bekerja sama dalam memelihara perpaduan sinergi mereka menjadi lebih kuat; Hal ini menghasilkan koleksi sportswear yang merepresentasikan teknologi sportswear cutting-edge dari Yonex-Sunrise, maupun selera Taufik Hidayat yang unik dan bold.


Kolaborasi Taufik Hidayat bersama Yonex-Sunrise ini akan kembali meluncurkan koleksi keduanya di turnamen Hong �Kong Open (10-15 November 2009). Hal ini mengikuti kesuksesan penjualan THL pada saat Indonesia Open, Juni silam, yang dilaporkan telah terjual habis selama hanya 5 hari penjualan.


Apakah Taufik dan Yonex-Sunrise mengantisipasi kesuksesan THL di Indonesia Open dapat terulang lagi pada saat peluncuran koleksi keduanya di Hong Kong Open ini?


�Ya, saya bersama dengan Yonex-Sunrise pastinya berharap hasil semaksimal mungkin, terutama melihat antusias dari para penggemar bulutangkis selama di Indonesia Open maupun World Championship di India, saya berharap agar koleksi kedua THL ini dapat diterima jauh lebih baik dari sebelumnya�


Sejak Juni 2009, Taufik Hidayat bersama dengan Yonex-Sunrise secara sukses meluncurkan kolaborasi sportswear pertama mereka, Taufik Hidayat Line. Sejak kesuksesan koleksi pertama tersebut, seluruh usaha dilakukan untuk mengembangkan kreatifitas dari Taufik Hidayat Line. Koleksi kedua THL ini terdiri dari koleksi sports apparel yang semakin berani dalam warna maupun desainnya dibandingkan dengan koleksi pertama THL.


�THL ini merupakan kumpulan dari desain serta warna-warna yang saya sukai; Ini adalah style saya.� Taufik melanjutkan �Apabila pada koleksi pertama, kami lebih mengutamakan pada warna dan grafis, maka dalam koleksi kedua ini saya bersama tim desain semakin memberanikan diri dalam hal ber-eksperimen pada bentuk lines, cuts dan warna-warna yang lebih berani.�


Ketika ditanyakan apakah kesuksesan dalam THL ini akan turut diikuti dengan kesuksesan dalam lapangan, Pemain peringkat 4 dunia menurut BWF ini mengatakan,


�Apabila dibuatkan grafik prestasi tahun 2009, secara jelas dapat dilihat bahwa prestasi saya sejak menjadi pemain profesional mengalami kenaikan dibandingkan setahun yang lalu. Hasil terendah saya adalah hanya mencapai perempat final pada Swiss Open awal tahun ini; peringkat saya pun sampai saat ini masih berkisar di peringkat 5 besar dunia.�


Taufik melanjutkan, �Saya pribadi menganggap tahun ini pencapaian di lapangan sudah sesuai rencana dan meningkat secara positif, akan tetapi tentunya saya tetap memotivasi diri untuk selalu meningkatkan kemampuan saya tersebut. Tidak dapat dipungkiri pula THL ini dapat berjalan dengan sukses dikarenakan Yonex-Sunrise serta publik percaya terhadap komitmen serta kapabiltas saya sebagai seorang pemain bulutangkis.� (Contribute by: Melati Karina)

Sabtu, 25 Februari 2012

Perkembangan Terkini Menuju Taufik Hidayat Arena

kehadiran THA(taufik hidayat arena) sangat di tunggu-tunggu oleh para pecinta bulutangkis terutama Taufik hidayat lovers. peresmian yang seharusnya bulan januari harus tertunda dikarenakan kondisi cuaca yang kurang bersahabat dalam merampungkan Taufik Hidayat Arena akhir-akhir ini.
namun tak perlu khawatir karena soft opening taufik hidayat arena akan di buka bulan maret atau april. dimana para atlit termasuk taufik sudah bisa berlatih di lapangan bulutangkis THA.
untuk dementara waktu mereka maih berlatih di bontong, cimanggis



Taufik Hidayat Arena


Taufik Hidayat Arena
THA : butiran-butiran stereofoam sebagai fondasi lapangan bulutangkis
source : taufikhidayat-1.blogspot.com

puisi untuk seorang taufik hidayat

My HeroTaufik Hidayat



Kata orang kau tampan
Kata orang prestasimu segudang
Kau pantang menyerah
Semua lawan kau hadapi
Dari manapun mereka datang
Sedikitpun kau tidak gentar

Teruslah berjuang idolaku
Meraih prestasi demi harga diri negeri
Raihlah puncak prestasimu.
Bertahanlah selama kau mampu bertahan disana

Tapi jangan sedih saat kau harus turun
Karena aku akan tetap mendukungmu
Sama seperti saat kau ada di puncak prestasi

Beberapa alsan saya suka taufik hidayat

 keren nggak sih..it's sure.
look at that !




permainannya juga oke dan berkelas serta prestasi yang berkelas international selain itu dia masih menjadi tunggal terbaik indonesia. buktinya nih ada nggak tunggal putra yang bisa berprestasi sebaik taufik hidayat. dan 'flat face'nya itu loh yang bikin jadi penasaran dan jatuh cinta sama taufik hidayat seperti tweet ami gumelar dibawah ini :

This is the guy who got me fooled with his "flat face"...but I love him!

oh ya kalau TH lagi main nih ekspresinya kan selau datar-datar aja walau ketinggalan skor atopun berhasil nyemash lawannya, tapi punya kemauan yang kuat untuk menang.
so sweet juga deh..dia sebenarnya nggak romantis tapi pas anniversarynya yang ke 6 taufik ngasuh sang istri tercinta surprise kado loh ..

pkokonya my hero TH itu the best deh  :D


pertama kali suka taufik hidayat

saya ngefans sekali dengan taufik hidayat mulai umur 10 tahun. kala itu saya malihat iklan piala sudirman tahun berpa ya lupa sih hehehe....lah dari deretan pemain itu ada salah satu yang mencolok mata. pikir saya imut banget. cool banget jadi saya terusin buat nonton pertandingan itu. ternyata namanya taufik hidayat dan begitu lihat permainannya saya tambah tertarik. sejak saat itu saya mulai mencari-cari info tentang taufik hidayat. kan waktu itu masih sd jadi saya cuma beli-beli koran tiap hari untuk cari foto-foto taufik hidayat dan saya tempelin di buku pelajaran saya. dan di notebook saya. dan selalu nongkrong depan tv buat ngelihat pertandingan bulutangkis. ya...itulah awal mula saya ngefans taufik hidayat  :))

Kisah Hilangnya Mahkota Daun Zaitun Milik Taufik Hidayat

Ceriteranya begini. Olimpiade Athena 2004 ini memang berbeda dengan olimpiade-olimpiade sebelumnya. Selain mengulang tempat penyelenggaraan 108 tahun lalu, banyak hal yang lalu dimirip-miripkan dengan Olimpiade Athena 1896 itu.
Hal yang dimiripkan pertama adalah dipakainya Stadion Panathinaikos sebagai salah satu tempat pertandingan, yaitu panahan. Stadion Panathinaikos ini adalah tempat penyelenggaraan olimpiade modern pertama tahun 1896 itu.
Hal kedua adalah ikon-ikon yang dipakai pada nomor cabang juga dimiripkan dengan ikon-ikon kuno Yunani, yaitu dengan warna dasar oranye plus siluet atlet berwarna hitam. Dan, yang paling mirip dengan penyelenggaraan Olimpiade 1896, bahkan juga persis dengan olimpiade purba, adalah pemahkotaan pemenang dengan daun zaitun. Maka, walau cuma daun zaitun, maknanya besar sekali.
TAUFIK masih mengenakan mahkota daun itu saat diboyong ke ruang jumpa pers. Sepanjang jalan puluhan kali ia harus berhenti melayani orang-orang yang mengajak berfoto.
Kompas juga masih menyaksikan, dalam acara tanya jawab, mahkota itu terletak di dekat tangan kanan Taufik. Namun, apa daya, dalam perjalanan kembali ke kampung atlet, Taufik lupa membawa mahkota itu. Ia yakin tertinggal di ruang jumpa pers. "Saya yakin tertinggal di sana," katanya.
Lupanya Taufik bisa dimaklumi. Bukannya ia sudah pikun, bukan. Namun, begitu selesai acara tanya jawab, ia sudah dicecar untuk difoto dengan berbagai pose dan selesai berfoto ia ditarik dan dikawal petugas untuk langsung kembali ke bus yang mengantarnya ke kampung atlet.
Taufik pasti tidak sempat kembali ke meja jumpa pers. Dan orang Indonesia yang hadir di ruangan itu pasti juga tidak terlalu ngeh akan hal itu. Kok bisa hilang? Terang saja. Mahkota Taufik pasti disambar siapa pun yang melihatnya. Barang apa pun yang berbau Olimpiade Athena laris manis. Begitu pertandingan bulu tangkis selesai, poster-poster yang menempel di gedung jadi rebutan gadis-gadis yang jadi petugas di sana. Juga di lapangan tenis
Kalau poster yang agak kusut saja jadi rebutan, apalagi mahkota Taufik?

Keesokan harinya............


TAUFIK masih tampak sedih atas kehilangan mahkota itu sampai Minggu (22/8) atau sehari setelah kemenangannya. Oleh Humas KONI, Linda Wahyudi, Taufik lalu diajak cari penggantinya. Dan, Taufik semula menolak karena menurut dia apalah arti pengganti karena pasti hanya sekadar daun biasa.
Setelah dibujuk beberapa kali, akhirnya Taufik mau juga diajak berjalan-jalan ke daerah Plaka, tempat toko-toko suvenir berada. Ikut pula dalam perjalanan itu beberapa pemain bulu tangkis lain.
Di daerah Plaka tiruan mahkota daun itu memang banyak dijual. Yang buatannya sebagus untuk pemenang Olimpiade harganya 10 euro (sekitar Rp 110.000). Sementara yang lebih jelek sekitar 3 sampai 5 euro.
Taufik sama sekali tidak melirik tiruan-tiruan itu. Sampai saat ia masuk ke sebuah toko souvenir, ia melihat tiruan mahkota daun yang dilapis emas.
"Beli itu aja sekalian Fik. Suvenir, sekalian, keren pula," bujuk Linda Wahyudi. Dan Taufik setuju. Namun, harga mahkota lapis emas itu bukan main, 160 euro atau sekitar Rp 1,7 juta. Pahlawan Olimpiade 2004 Indonesia ini sempat ragu.
Namun, kejutan terjadi. Anak sang pemilik toko mengenali Taufik sebagai peraih medali emas bulu tangkis tunggal putra. Dan gegerlah seisi toko.
Foto sana foto sini kembali terjadi. Sang pemilik toko yang merasa mendapat kehormatan dikunjungi sang juara menurunkan harga mahkota emas itu dengan drastis. Jadilah Taufik cukup membayar 100 euro. Flandy Limpele yang ikut dalam rombongan rupanya tertarik juga. Namun, ia tidaklah membeli yang berlapis emas seperti Taufik. Flandy membeli yang dilapisi tembaga. "Yah, aku kan medali perunggu," katanya, sambil tertawa.
Akhirnya senyum Taufik kembali. Ia sudah mendapatkan penggantinya. Namun, saat dijumpai di bandara menjelang pulang, ia hanya tersenyum saat ditanyai soal mahkota pengganti itu. "Disimpan saja. Takut hilang lagi," katanya.

Napak tilas seorang taufik hidayat

Taufik hidayat lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1981; umur 30 tahun adalah pemain bulu tangkis tunggal putra dari Indonesia yang berasal dari klub SGS Elektrik Bandung dengan tinggi badan 176 cm. menikah denga armidiati gumelar atau ami gumelar putri dari agum gumelar. mempunyai dua orang anak yaitu natarina alika hidayat dan nayottama prawira hidayat.
Taufik lahir bukan dari keluarga atlet. Aris Haris, sang ayah, juga bukan penikmat dan penggila olahraga. Kedua orangtua pebulutangkis asal Klub Sangkuriang ini hanyalah petani sayur-mayur yang biasa berkutat dengan lahan garapan.
Entah karena bisikan gaib atau karena antipati pada sepak bola, Aris Haris dan Enok Dartilah, sang ibu, membelokkan minat si kecil Taufik Hidayat dari sepak bola ke bulutangkis. Itu terjadi saat tunangan Deswita Maharani ini berusia sekitar 7-8 tahun.
Aris Haris dan Enok Dartilah meyakini warna sepak bola Indonesia masih berwajah buram. Olahraga ini bukanlah olahraga menjanjikan. Kadang sepak bola juga sering diwarnai keributan. "Sepak bola memang banyak digemari. Tetapi untuk mengejar prestasi sebaiknya saya milih bulutangkis karena sudah mendunia. Ini adalah saran Papa," kata Taufik.
Saran Aris Haris rupanya mendapat sambutan bagus dari sang anak. Taufik pun akhirnya masuk klub pimpinan Lutfi Hamid, Sangkuriang Graha Sarana (SGS) Bandung. Adalah si eksentrik legendaris I'ie Sumirat yang mulai melihat bakat Taufik. Pemain era 1970-an yakin kalau dibina secara benar anak didiknya tersebut akan menjadi pemain andal. Taufik yang bagaikan intan terpendam pun mulai diasah menjadi permata bernilai tinggi.
Taufik kecil pun rela menempuh perjalanan sejauh 80 Km dari Pengalengan ke Bandung pulang-pergi. Dia berlatih usai pulang sekolah. Latihan berlangsung hingga pukul 20.00 WIB.
"Kalau belajar pada malam hari kadang saya terkantuk-kantuk. Malah sering pula ketiduran. Memang kondisinya sudah sangat capai,"' tutur dia.

Satu hal yang membuatnya Taufik bisa seperti saat ini adalah karena disiplinnya yang tinggi. Aris Haris menerapkan ini pada anak kandungnya tersebut. Setiap permintaan Taufik kecil harus dibarter dengan main skipping dan dambel. Nyatanya semua itu berbuah bagus untuk Taufik. Gerakan kakinya makin lincah. Pergelangan tangannya juga makin kuat.

TAUFIK HIDAYAT SEMANGAT JUANG, KERJA KERAS DAN OPTIMISME HARUS SELALU ADA

T
Mengapa dulu memilih bulutangkis?

Jujur, dari kecil, passion saya sebetulnya sepak bola. Setiap hari kalau bisa main bola. Namun Ayah, Aries Haris dan Ibu, Enok Dartilah, adalah pecinta bulutangkis. Beliau giat bermain bulutangkis dan ikut mengurus komunitas bulutangkis di lingkungan rumah kami di Pengalengan, Jawa Barat.

Ayah pun menegaskan, "Apabila kamu ingin serius mencari hidup di olah raga dan mengukir prestasi dunia, jawabannya bukan sepak bola tetapi bulutangkis." Maka, 'banting setir'lah saya dan mulai menekuni serius bulutangkis sejak usia 8 – 9 tahun. Saya ikut klub dan kejuaraan-kejuaraan lokal. Ternyata saya punya bakat lebih di olah raga ini.

Ketika kanak-kanak, bagaimana membagi waktu antara latihan, sekolah dan bermain?

Ayah mempunyai disiplin tinggi dan beliau implementasikan ketika mendidik anak-anaknya. Beliau menyiapkan jadwal latihan dan sekolah yang padat. Waktu bermain saat tidak ada kegiatan sekolah dan latihan. Tidak boleh ada satu jadwal terlewat tanpa alasan kuat.

Jadwal tersebut terus saya lakukan dengan taat dari kecil sampai akhirnya saya (meninggalkan keluarga) pindah sendiri dari Pengalengan ke Bandung untuk bergabung dengan klub Bulu Tangkis di sana.

Memang ada saatnya saya membangkang, berhubung masih kecil dan banyak godaan. Tetapi karena kedisiplinan tinggi Ayah, ditambah saya sendiri memang ingin menjadi pemain kelas dunia, keinginan itu akhirnya terkalahkan karena determinasi dan fokus dari diri sendiri.

Apa yang dibutuhkan untuk menjadi juara bulutangkis?

Bakat, kerja keras, disiplin dan kesiapan mental. Kalau salah satu tidak ada, akan susah untuk mendapatkan maupun mempertahankan prestasi. Untuk menjadi pemain bulutangkis juga diperlukan latihan yang lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing pemain. Kita juga perlu menyadari keuntungan dari seluruh detail latihan, diet serta persiapan mental yang disiapkan klub serta tim pelatih. Kemudian, belajar mengimplementasikan hal-hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-nilai apa yang Anda dapat dari bulutangkis yang membantu Anda sukses menjalani kehidupan?

Pertama, sportivitas. Yang unik dari olah raga dan tidak ada di bidang lain adalah tingkat sportsmanship dan sportivitas yang tinggi. Persaingan sengit akan selalu terjadi di lapangan, namun sesudahnya, kami semua bekerja sama dan berteman dengan baik tanpa ada rasa benci atau perasaan negatif lain. Sport adalah murni about enjoying yourself and competing against your friends (tentang menikmati diri sendiri dan bersaing dengan teman-temanmu).

Kedua, kerja keras dan determinasi. Dalam menjalani segala sesuatu kita harus punya tujuan. Tujuan dapat digapai bila kita bekerja keras mencapainya. Tanpa tujuan, we don't feel the passion in what we are doing (kita tidak merasakan kenikmatan dari apa yang kita kerjakan). Kalau sudah begitu, untuk apa kita melakukannya?

Sejak masuk klub, saya diantar Ayah setiap hari. Setengah jalan, saya diturunkan. Ayah mengambil semua uang saya lalu saya disuruh berlari ke Bandung. Padahal, jarak Pengalengan - Bandung bisa lebih dari 1 1/2 jam (naik kendaraan pribadi). Demi bulutangkis, saya jalankan itu tiap hari. Fisik saya jadi kuat, mental saya pun dipupuk untuk tidak pernah menyerah dan selalu mencapai yang terbaik.

Contoh lain, saya adalah anak tengah dari tiga bersaudara. Kakak dan adik saya perempuan. Jadi, mungkin dari 'sananya' saya sudah 'terprogram' untuk selalu mengalah, hahaha… Sejak berlatih bulutangkis, efeknya saya jadi outspoken, berani mengemukakan pendapat, dan percaya diri.

Sekarang dalam membina keluarga, saya dan istri (Armi Dianti Gumelar) juga mendidik anak kami, dengan nilai-nilai tersebut dan lainnya. Dari kecil mereka harus paham, mendapatkan sesuatu itu harus usaha. Gagal dan kalah merupakan hal lumrah dalam hidup. Yang penting, bagaimana bangkit dan menjadi lebih baik.

Contoh, anak pertama kami, Ata, sempat down (kecewa) karena tidak menjadi juara di kelasnya. Saya dan istri mengajarkan, kalau gagal, jangan putus asa, kecewa. Cari cara untuk nanti bisa lebih baik lagi. Lebih giat berlatih, belajar. Lihat kepada diri sendiri apa yang harus diperbaiki, dan don't blame others (jangan menyalahkan orang).
Apa pengalaman paling berkesan yang Anda dapat dari bulutangkis?

Setiap kali kalah, keinginan saya untuk bangkit dan menang menjadilebih kuat. Fighting spirit (semangat juang), kerja keras dan optimisme harus selalu ada dalam setiap hal yang kita lakukan.
Pesan untuk anak-anak Indonesia?

Percayalah, impian itu selalu bisa diraih dengan usaha keras. Saya sudah membuktikannya.

__
Milo

Sabtu, 04 Februari 2012

Kamis, 02 Februari 2012

Program Touch Up: Aku dan THA Cinta Badminton 2011 - Lingkunganku, Lapanganku




"Taufik Hidayat Arena Terus Melaksanakan Janji Mereka Melalui “Touch Up” Lapangan"

     Terdapat 12 (dua belas) lapangan bulutangkis yang terpilih dan telah diperbaiki oleh Taufik Hidayat Arena. Perbaikan lapangan ini dilakukan melalui kegiatan “Touch Up” yang merupakan bagian dari program “Aku & THA Cinta Badminton 2011: Lingkunganku, Lapanganku”. Program ini merupakan bentuk kepedulian Taufik dan Tim Taufik Hidayat Arena (THA) dalam meningkatkan kesegaran jasmani melalui olahraga, lebih tepatnya lagi adalah untuk memasyarakatkan bulutangkis dan membulutangkiskan masyarakat. Program ini telah di mulai dari bulan Juli yang rencananya akan diselesaikan pada bulan December 2011 atau awal Januari 2012.
Aktifitas “Touch Up” mencakup penambalan dan pengecetan ulang untuk setiap lapangan, penambahan alat penerangan lapangan, dan pemberian bantuan set alat bulutangkis kepada lapangan yang berada di daerah yang berkategori ekonomi kurang mampu. Daerah yang terpilih dimulai dari Jakarta Timur dan diharapkan akan meluas ke seluruh Jabodetabek pada akhirnya nanti.

        Perbaikan lapangan dilakukan berdasarkan persetujuan setiap warga yang tinggal di daerah sekitar. 

“Terima kasih untuk mas Taufik dengan di-touch-up-nya lapangan bulutangkis. Kami jadi bersemangat lagi untuk berbulutangkis ria di malam hari”, kata salah satu warga, KanKan, 26 tahun

THA menjalankan aktifitas touch up ini juga demi meningkatkan kesadaran bahwa bulutangkis merupakan olahraga masyarakat yang menyenangkan, menyehatkan, dan dapat mempererat hubungan antara masyarakat dan komunitas di seluruh kalangan.
Kel. Balekambang (sebelum touch up)


 Kel. Balekambang (sesudah)
  Kel. Rawabunga (sebelum)

 Kel. Rawabunga (sesudah touch up)
 Kel.Cipinang Besar Selata 


 Taufik bersama anak-anak Cipinang Kampung melayu








source: taufikhidayat-1.blogspot.com

taufik's photos














Jadwal siaran lengkap Thomas & Uber Cup Preliminary Asia

Thomas Cup

13 Feb : Indonesia VS Macau pukul 17.30 WIB
14 Feb : Indonesia VS Singapore pukul 17.30 WIB
15 Feb : Indonesia VS India pukul 17.30 WIB

Uber Cup

13 Feb : Indonesia VS Sri Lanka pukul 08.00 WIB
14 Feb : Indonesia VS Kazakstan pukul 08.00 WIB
15 Feb : Indonesia VS Thailand pukul 08.00 WIB

MNCTV nyiarin tahun ini full dari round 1 kualifikasi sampai putaran final nanti, insyaallah

jangan lupa saksikan aksi para pahlawan indonesia

Simon dan Taufik Optimistis Bisa Juara Grup

Dua pemain tunggal putra Indonesia, Simon Santoso dan Taufik Hidayat, merasa optimistis tim Indonesia akan bisa menjuarai grup B pada babak penyisihan di Makau, 13-19 Februari mendatang.

Berdasarkan hasil undian kualifikasi Piala Thomas dan Piala Uber 2012 yang dirilis oleh Konfederasi Bulu Tangkis Asia (BAC) kemarin, tim Thomas Indonesia berada di grup B bersama India, Singapura, dan Makau.

Secara materi pemain, India yang diunggulkan di tempat kedelapan akan menjadi lawan terkuat di penyisihan grup B. ”Kita berpeluang untuk juara grup, yang penting jangan sampai lengah dan meremehkan lawan,” kata Simon Santoso yang menjadi motor tim Thomas Indonesia.

Hal senada juga diungkapkan Taufik Hidayat yang akan tampil sebagai tunggal kedua. ”Kalau dilihat dari lawan dan partai pertandingannya, bisalah jadi juara grup,” katanya.

Empat tempat akan diperebutkan 13 negara, di luar China, untuk maju ke putaran final di Wuhan, China, 20-27 Mei 2012.

Tim Piala Thomas Indonesia diunggulkan di tempat keempat, setelah China, Korea, dan Jepang. China, meski nantinya tidak tembus hingga semifinal, akan tetap dapat tiket karena berstatus sebagai juara bertahan dan tuan rumah

Taufik Lebih Nyaman Jadi Tunggal Kedua

Juara Olimpiade Athena 2004, Taufik Hidayat, mengaku lebih nyaman menjadi tunggal kedua pada kualifikasi Piala Thomas di Macau, 13-19 Februari 2012.

"Sebagai tunggal kedua, bebannya sama saja, tetapi mainnya lebih nyaman," ujar Taufik yang ditemui usai berlatih di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Selasa (31/1/12).


Ia mengatakan, sebagai tunggal kedua ia bisa bermain lebih lepas karena lebih berpengalaman dibanding pemain-pemain lawan yang juga menjadi tunggal kedua.

"Kalau sebagai tunggal pertama, sudah jelas lawan-lawannya. Misalnya China kemungkinan Lin Dan atau Chen Long, Malaysia Lee Chong Wei, sedangkan Korea Lee Hyun Il," katanya seraya menambahkan bahwa menghadapi tunggal kedua akan lebih mudah baginya.


Taufik yang saat ini berperingkat 12 dunia akan menjadi tunggal kedua di bawah Simon Santoso yang menempati peringkat 10 dunia.


Pebulutangkis yang sudah memperkuat tim Indonesia pada Piala Thomas sejak 2000 itu juga yakin, tim Thomas Indonesia bisa menjadi juara Grup B pada kualifikasi yang terdiri atas India, Singapura dan tuan rumah Macau.


"Kalau dilihat dari lawan dan partai pertandingannya bisa lah jadi juara grup," katanya.


Kualifikasi Piala Thomas zona Asia diikuti 14 tim termasuk juara bertahan China, yang dibagi ke dalam empat grup.


Grup A terdiri atas China, Taiwan dan Vietnam, Grup B dihuni Indonesia, India, Singapura, Macau, sedangkan pada Grup C terdapat Jepang, Thailand, Sri Lanka dan Kazakhstan. Adapun Grup D terdiri atas Korea, Malaysia, dan Hongkong.


Juara dan runner-up grup maju ke perempat final dengan juara dan runner-up Grup A bertemu runner-up dan juara Grup C, begitu pula Grup B dan D. Dengan demikian, pada perempat final Indonesia kemungkinan bertemu Korea atau Malaysia yang berpeluang besar menjadi juara atau runner-up Grup D.


Dilihat dari pemain, kata Taufik, Korea lebih kuat dibanding Malaysia karena mempunyai dua ganda di peringkat atas sedangkan Malaysia hanya memiliki satu pasangan.


Ganda putra Korea Jung Jae Sung/Lee Yong Dae, dan Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seon berturut-turut menempati peringkat dua dan empat dunia, sedangkan Malaysia hanya mempunyai pasangan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong yang berperingkat enam dunia.


Tim Indonesia rencananya akan bertolak menuju Macau pada Kamis (9/2/12) dan mulai bertanding pada Senin (13/1/12) dengan melawan tuan rumah Macau
 
source : kompas.com