Sabtu, 25 Februari 2012

TAUFIK HIDAYAT SEMANGAT JUANG, KERJA KERAS DAN OPTIMISME HARUS SELALU ADA

T
Mengapa dulu memilih bulutangkis?

Jujur, dari kecil, passion saya sebetulnya sepak bola. Setiap hari kalau bisa main bola. Namun Ayah, Aries Haris dan Ibu, Enok Dartilah, adalah pecinta bulutangkis. Beliau giat bermain bulutangkis dan ikut mengurus komunitas bulutangkis di lingkungan rumah kami di Pengalengan, Jawa Barat.

Ayah pun menegaskan, "Apabila kamu ingin serius mencari hidup di olah raga dan mengukir prestasi dunia, jawabannya bukan sepak bola tetapi bulutangkis." Maka, 'banting setir'lah saya dan mulai menekuni serius bulutangkis sejak usia 8 – 9 tahun. Saya ikut klub dan kejuaraan-kejuaraan lokal. Ternyata saya punya bakat lebih di olah raga ini.

Ketika kanak-kanak, bagaimana membagi waktu antara latihan, sekolah dan bermain?

Ayah mempunyai disiplin tinggi dan beliau implementasikan ketika mendidik anak-anaknya. Beliau menyiapkan jadwal latihan dan sekolah yang padat. Waktu bermain saat tidak ada kegiatan sekolah dan latihan. Tidak boleh ada satu jadwal terlewat tanpa alasan kuat.

Jadwal tersebut terus saya lakukan dengan taat dari kecil sampai akhirnya saya (meninggalkan keluarga) pindah sendiri dari Pengalengan ke Bandung untuk bergabung dengan klub Bulu Tangkis di sana.

Memang ada saatnya saya membangkang, berhubung masih kecil dan banyak godaan. Tetapi karena kedisiplinan tinggi Ayah, ditambah saya sendiri memang ingin menjadi pemain kelas dunia, keinginan itu akhirnya terkalahkan karena determinasi dan fokus dari diri sendiri.

Apa yang dibutuhkan untuk menjadi juara bulutangkis?

Bakat, kerja keras, disiplin dan kesiapan mental. Kalau salah satu tidak ada, akan susah untuk mendapatkan maupun mempertahankan prestasi. Untuk menjadi pemain bulutangkis juga diperlukan latihan yang lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing pemain. Kita juga perlu menyadari keuntungan dari seluruh detail latihan, diet serta persiapan mental yang disiapkan klub serta tim pelatih. Kemudian, belajar mengimplementasikan hal-hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-nilai apa yang Anda dapat dari bulutangkis yang membantu Anda sukses menjalani kehidupan?

Pertama, sportivitas. Yang unik dari olah raga dan tidak ada di bidang lain adalah tingkat sportsmanship dan sportivitas yang tinggi. Persaingan sengit akan selalu terjadi di lapangan, namun sesudahnya, kami semua bekerja sama dan berteman dengan baik tanpa ada rasa benci atau perasaan negatif lain. Sport adalah murni about enjoying yourself and competing against your friends (tentang menikmati diri sendiri dan bersaing dengan teman-temanmu).

Kedua, kerja keras dan determinasi. Dalam menjalani segala sesuatu kita harus punya tujuan. Tujuan dapat digapai bila kita bekerja keras mencapainya. Tanpa tujuan, we don't feel the passion in what we are doing (kita tidak merasakan kenikmatan dari apa yang kita kerjakan). Kalau sudah begitu, untuk apa kita melakukannya?

Sejak masuk klub, saya diantar Ayah setiap hari. Setengah jalan, saya diturunkan. Ayah mengambil semua uang saya lalu saya disuruh berlari ke Bandung. Padahal, jarak Pengalengan - Bandung bisa lebih dari 1 1/2 jam (naik kendaraan pribadi). Demi bulutangkis, saya jalankan itu tiap hari. Fisik saya jadi kuat, mental saya pun dipupuk untuk tidak pernah menyerah dan selalu mencapai yang terbaik.

Contoh lain, saya adalah anak tengah dari tiga bersaudara. Kakak dan adik saya perempuan. Jadi, mungkin dari 'sananya' saya sudah 'terprogram' untuk selalu mengalah, hahaha… Sejak berlatih bulutangkis, efeknya saya jadi outspoken, berani mengemukakan pendapat, dan percaya diri.

Sekarang dalam membina keluarga, saya dan istri (Armi Dianti Gumelar) juga mendidik anak kami, dengan nilai-nilai tersebut dan lainnya. Dari kecil mereka harus paham, mendapatkan sesuatu itu harus usaha. Gagal dan kalah merupakan hal lumrah dalam hidup. Yang penting, bagaimana bangkit dan menjadi lebih baik.

Contoh, anak pertama kami, Ata, sempat down (kecewa) karena tidak menjadi juara di kelasnya. Saya dan istri mengajarkan, kalau gagal, jangan putus asa, kecewa. Cari cara untuk nanti bisa lebih baik lagi. Lebih giat berlatih, belajar. Lihat kepada diri sendiri apa yang harus diperbaiki, dan don't blame others (jangan menyalahkan orang).
Apa pengalaman paling berkesan yang Anda dapat dari bulutangkis?

Setiap kali kalah, keinginan saya untuk bangkit dan menang menjadilebih kuat. Fighting spirit (semangat juang), kerja keras dan optimisme harus selalu ada dalam setiap hal yang kita lakukan.
Pesan untuk anak-anak Indonesia?

Percayalah, impian itu selalu bisa diraih dengan usaha keras. Saya sudah membuktikannya.

__
Milo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar